Bengkulu.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) mengumumkan hasil kinerja tahun 2021. Tercatat penjualan listrik perusahaan setrum pelat merah ini meningkat 5,08% atau meningkat Rp 13,96 triliun menjadi Rp 288,86 triliun.
Tak terkecuali laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan menjadi Rp 13,17 triliun (audited) dari tahun 2020 yang hanya Rp 5,99 triliun.
Baca Juga:
Perusahaan Tambak Udang di Maluku Berhasil Efisiensi Rp123 Juta Lebih per Hari Berkat Listrik PLN
Adapun sampai akhir tahun 2021 kemarin, jumlah pelanggan bertambah dari 79,0 juta pada tahun 2020, menjadi 82,5 juta pelanggan pada tahun 2021. Hal tersebut juga sejalan dengan bertambahnya daya tersambung pelanggan dari 143.159 Mega Volt Ampere (MVA) pada tahun 2020, menjadi 151.985 MVA pada tahun 2021.
Sepanjang tahun 2021, PLN berhasil melistriki 491 desa terpencil yang sebelumnya belum berlistrik. Hal ini meningkatkan rasio elektrifikasi dari sebelumnya 99,2% pada tahun 2020 menjadi 99,4% pada tahun 2021.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa capaian kinerja itu merupakan yan terbaik sepanjang sejarah di tengah masa sulit pancemi Covid-19. Pencapaian tersebut diraih berkat efisiensi dan inovasi di berbagai lini bisnis melalui program transformasi yang sejalan dengan gerakan transformasi BUMN sejak April 2020.
Baca Juga:
PLN Indonesia Power dan China Energy Sepakat Kaji Pengembangan Energi Hijau Skala Besar di Sulawesi
"PLN menjalankan transformasi yang membuat perusahaan makin sehat, bisa bergerak lebih lincah dalam menjalankan mandat negara untuk memberikan pelayanan kelistrikan kepada pelanggan dan mampu merespons secara lebih trengginas berbagai peluang bisnis. Dampaknya sangat positif terhadap kinerja perseroan," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui siaran Pers yang diterima, Selasa (24/5/2022).
Darmawan menambahkan, transformasi berhasil meningkatkan penjualan tenaga listrik tahun 2021 sebesar 5,08% dibandingkan tahun sebelumnya meskipun Indonesia terdampak pandemi luar biasa yang mengakibatkan ekonomi melambat. Adapun penjualan listrik meningkat sebesar Rp 13,96 triliun menjadi Rp 288,86 triliun.
Langkah tersebut juga diikuti dengan pengendalian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik melalui efisiensi biaya operasi, manajemen pinjaman yang proaktif, konsolidasi proses bisnis dan perbaikan layanan pelanggan, serta digitalisasi proses bisnis dimulai dari hulu ke hilir antara lain digitalisasi pembangkit, transmisi dan distribusi serta pengadaan berbasis digital.