WahanaNews-Bengkulu | Aksi serentak Internasional Global Climate Strike yang digagas oleh Bem Fakultas Teknik bersama pemuda dan aktivis lingkungan dilaksanakan di aula Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
Baca Juga:
Puluhan Komunitas di NTT Tunjukan Berbagai Solusi Krisis Iklim di Gelaran Pesta Raya Flobamoratas
Kegiatan tersebut membahas tentang krisis iklim yang terjadi pada saat ini serta menyinggung G20 yang dilaksanakan di Bali, dimana momentum tersebut harus dimaanfaat kan pemerintah Indonesia sebagai presidensi G20 untuk membuat kebijakan yang pro iklim.
Gubernur KBM Fakultas Teknik Unib, Putra Rio Simangunsong mengatakan melalui kelas program kerja kelas merdeka bersama Fosil Free Bengkulu melaksanakan kegiatan tersebut berupa orasi, puisi, nonton bareng dilm bara dwipa serta dilanjutkan dengan acara diskusi terkait permasalahan yang timbul akibat krisis iklim.
Baca Juga:
Pesta Raya Flobamoratas, Ajang Festival Mendekatkan Isu Perubahan Iklim kepada Masyarakat Luas
"Ini lah bagian tugas mahasiswa untuk melawan hegemoni-hegemoni kebijakan pemerintah yang tidak pro iklim terjadi pada saat ini untuk mencounter melalui acara diskusi berdasarkan kajian ilmiah, dan hasil diskusi tersebut akan dilanjutkan pernyataan sikap yang akan ditembuskan oleh presiden" Ujarnya.
Sementara itu Ali Akbar dari aktivis lingkungan Yayasan Kanopi Hijau menyampaikan krisis iklim yang terjadi sudah didepan mata. Krisis lingkungan yang berdampak pada krisis iklim adalah tugas kita bersama agar tidak terjadi kepunahan lingkungan dan mengkawal kebijakan pemerintah untuk serius menangani kerusakan lingkungan yang terjadi pada saat ini.
" melalui acara ini kita dedikasikan untuk mencegah dan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkhusus pemuda dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa agar menjaga dan melestarikan lingkungan supaya tidak mengalami kepunahan lingkungan" Sebutnya
Fosil free Bengkulu dan KBM FT Unib akan terus melaksanakan kegiatan kampanye tentanh iklim agar kesadaran kritis dimasyarakat timbul mengenai dampak kerusakan lingkungan dan terus menyuarakan keresahan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan di 14 Daerah di Indonesia seperti : Medan, Jakarta, Sintang, Jayapura, Sukabumi, Jambi, Bengkulu, Surabaya, Pontianak, Meratus, Makassar, Cilacap dan Bali tanggal 22-23 September 2022.[ays]