WAHANANEWS.CO, Pesisir Barat, Lampung - Tumpukan gelondongan kayu berukuran besar masih terdampar di kawasan wisata Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Ribuan kubik kayu yang berasal dari hutan Sumatera Barat itu menjadi pemandangan tak biasa bagi wisatawan dan warga setempat sejak sebulan terakhir.
Kayu-kayu tersebut memiliki tanda bertuliskan perusahaan pengolahan kayu, PT Minas Pagai Lumbur, yang beroperasi di wilayah Sumatera Barat. Berdasarkan ciri fisik dan keterangan awal di lokasi, jenis kayu yang terdampar didominasi kayu meranti dan kruing (kayu minyak) - jenis kayu keras bernilai jual tinggi yang umumnya digunakan untuk konstruksi bangunan.
Baca Juga:
Bareskrim Polri Selidiki Temuan Kayu Gelondongan Terseret Banjir Besar di Sumatra
Dari pemantauan di lapangan, ukuran gelondongan kayu sangat bervariasi. Rata-rata panjangnya mencapai enam meter lebih dengan diameter sekitar satu meter, membuatnya tak mudah dipindahkan tanpa alat berat.
Namun keberadaan kayu ini bukan tanpa dampak. Aktivitas nelayan di sekitar pesisir terganggu karena batang-batang kayu kerap menghantam perahu saat ombak tinggi. Bahkan sebuah jukung nelayan dilaporkan rusak akibat tertimpa kayu yang terombang-ambing di permukaan laut.
Cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi dalam beberapa pekan terakhir diduga kuat menjadi pemicu kayu-kayu tersebut hanyut dari lokasi asal hingga terseret jauh ke perairan Lampung.
Baca Juga:
Banjir dan Longsor di Pulau Sumatera, Peringatan Keras Bagi Papua untuk Menghindari Krisis Ekologis Serupa
Warga setempat kini menjadikan fenomena itu sebagai tontonan baru. Banyak pengunjung yang datang untuk melihat langsung tumpukan kayu raksasa yang memenuhi garis pantai, sebagian bahkan berswafoto di antara gelondongan kayu yang tersusun acak terkena hempasan ombak.
Meski menarik perhatian, warga berharap ada langkah cepat dari pihak berwenang sebelum kayu-kayu tersebut kembali menimbulkan bahaya bagi pengguna laut.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa perubahan cuaca ekstrem dapat membawa konsekuensi di luar dugaan, bukan hanya ancaman bencana, tapi juga gangguan pada kehidupan masyarakat pesisir.
(Sumber dan Foto: Lampost)