Bengkulu.WahanaNews.co | Seorang pegawai wanita PLN sedang mengecek gardu distribusi listrik di Jalan M.H Thamrin, Jakarta, Rabu (20/4/2022).
Wanita memegang peranan yang penting dalam kehidupan, termasuk perusahaan. Kesetaraan gender menjadi sebuah perjuangan yang disuarakan oleh Kartini.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
PLN merupakan institusi yang sering dianggap maskulin karena mengurusi masalah kelistrikan, tetapi dibalik itu PLN sudah menerapkan kesetaraan gender dalam pengelolaan perusahaan.
Berjumlah 24% dari total 1406 pegawai, pegawai perempuan atau Srikandi PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya mampu bekerja sejajar dengan laki-laki dan bahkan sebagai pegawai teknik yang langsung berhubungan dengan kelistrikan.
"Komposisi pegawai teknik dan non teknik yang perempuan itu hampir sama yaitu 48% untuk pegawai di bidang teknik lainnya non teknik, artinya banyak juga perempuan di PLN UID Jakarta Raya yang bertugas di lapangan untuk menjaga keandalan kelistrikan Jakarta," jelas Doddy B. Pangaribuan, General Manager PLN UID Jakarta Raya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kesetaraan gender di PLN UID Jakarta Raya juga dapat terlihat dari komposisi pegawai perempuan yang menduduki jabatan struktural. Sebanyak 33% pegawai perempuan menduduki jabatan jenjang Manajemen Menengah dan 19% menduduki jenjang Manajemen Dasar.
"Kami memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pegawai untuk berkembag tanpa membedakan gender, jika memang berkompeten dan mampu maka dia berhak menduduki sebuah jabatan," tambah Doddy.
Emansipasi perempuan yang digagas Kartini menjadi semangat masyarakat Indonesia termasuk di PLN UID Jakarta Raya untuk terus berkarya tanpa membedakan gender, semua bisa berkontribusi untuk Indonesia.
Habis Gelap Terbitlah Terang itu motto Ibu Kartini, kalo kami di PLN itu terang terus, apapun kebutuhannya PLN listriknya.[gab]