Bengkulu.WahanaNews.co, Mukomuko - Pada Sabtu (16/3/2024), warga Kelurahan Bandar Ratu, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengekspresikan kekhawatiran mereka terkait lonjakan harga ikan laut selama bulan Ramadhan.
Ibnu, seorang warga setempat, dengan keprihatinan mengungkapkan, "Saat ini harga ikan naik tinggi. Harga ikan Balato yang sebelumnya harganya Rp30 ribu per kilogram, kini harganya Rp60 ribu."
Baca Juga:
Kontingen Mukomuko Raih Penghargaan Terbaik di Festival Tunas Bahasa Ibu Bengkulu
Kenaikan harga ikan tidak hanya terjadi pada Balato, melainkan juga pada ikan Pipit dan Gembolo. "Harga ikan Pipit atau Tongkol juga mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp25 ribu-Rp30 ribu per kg, kini harga ikan tersebut naik menjadi Rp60 ribu per kg."
Selain itu, ia menambahkan, "Harga Ikan Gembolo juga mengalami kenaikan dari sebesar Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kg, kini menjadi sebesar Rp70 ribu per kg."
Meskipun beberapa jenis ikan mengalami lonjakan harga, Ibnu juga menyebutkan bahwa harga ikan "Selengek" masih relatif terjangkau sebesar Rp20 ribu per kg.
Baca Juga:
KPU Mukomuko Usulkan 2.495 Surat Suara Tambahan untuk Pilkada 2024
Ia menjelaskan, "Harga ikan 'Selengek' baik yang dijual nelayan maupun pedagang pengecer di pantai wilayah ini masih murah."
Namun, kenaikan harga tidak terbatas pada ikan saja, dengan Ibnu menyoroti, "harga udang merah berukuran kecil di wilayah Pasar Bantal, Kecamatan Teramang Jaya masih murah berkisar Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kg."
Warsiman, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, mengatakan kenaikan harga ikan itu terkait dengan tingginya permintaan selama Ramadhan, sementara hasil tangkapan nelayan stabil.
"Tidak ada peningkatan dan penurunan hasil tangkapan nelayan. Hukum ekonomi berlaku di pasar tradisional daerah ini, yakni hasil tangkapan ikan stabil, tetapi permintaan meningkat dibandingkan sebelumnya," kata dia.
Dalam kompleksitas kenaikan harga ikan di Mukomuko, suara warga menjadi sorotan penting.
Ibnu menekankan kenaikan harga ikan telah menjadi beban ekonomi bagi masyarakat setempat. Meskipun tantangan harga, kesadaran akan dampak ekonomi di tengah bulan Ramadhan menjadi fokus perbincangan yang penting bagi masyarakat Mukomuko.
[Redaktur: Amanda Zubehor/Antara]