"Tingginya produksi padi di Jatim salah satunya didorong oleh faktor teknik mekanisasi. Padi tidak dipanen secara manual, melainkan menggunakan combine harvester sehingga bisa mengurangi potensi loss 9 sampai 11 persen," katanya.
Kemudian, lanjut Khofifah, proses pascapanennya menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan) modern baik dryer maupun Rice Milling Unit (RMU).
Baca Juga:
Bapanas: Penyerapan Stok Beras April Capai 4,9 Juta Ton
"Ada banyak potensi yang bisa ditemukenali, dipertajam, kemudian diidentifikasi secara detail di sektor pertanian maupun perkebunan, perikanan dan peternakan. Ke depan bisa dijadikan kerja sama antara Provinsi Bengkulu dan Jatim," ucapnya.[zbr]