Wahananewsbkl |Dosen Pertanian Univeristas Bengkulu, Prof. Dr Marulak Simarmata, bersama sama dengan timnya yaitu Prof. Mohammad Chozin, Prof. Atra Romeida, dan Ir. Muhimmatul Husna, MSi. Ikut serta juga mahasiswa prodi Agroteknologi dan 3 orang PPL dari Dinas pertanian Kota Bengkulu melaksanakan pengabdian kepada Masyarakat di Kelurahan Lempuing RT14 RW03 (25/11/2023).
Pada kegiatan ini, tim mengajak masyarakat memanfaatkan limbah rumah tangga atau limbah makanan, sayuran dan buah-buahan dari rumah tangga itu sendiri untuk diolah menjadi media tanam organik berupa kompos, menjadi pupuk organik cair (POC), ataupun menjadi Ecoenzim. Kompos dan POC masing masing digunakan untuk media tanam organik dan pupuk organik pengganti pupuk sintetis dalam budidaya tanaman. Sedangkan Ecoenzim memiliki banyak fungsi, misal pembersih lantai, pembersih kamar mandi, pembersih piring dan alat dapur, bahkan apabila produk Ecoenzimnya bagus maka dapat digunakan sebagai pembersih muka.
Baca Juga:
PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) melaksanakan pelatihan Metode Tani Nusantara
Prof. Marulak mengatakan Budidaya tanaman secara organik terus dikembangkan walaupun di pekarangan rumah yang sempit.
"Masyarakat kita ajak untuk melanjutkan budidaya tanaman organik di pekarangan rumah mereka. Wadah tempat menanam juga dapat memanfaatkan ember bekas, karung bekas, dan kaleng bekas. Jadi pemanfaatan barang bekas dan limbah organik rumah tangga untuk budidaya tanaman pekarangan memiliki fungsi produksi, dan juga fungsi ekologis karena mengurangi sampah dan limbah organik. Kalau semua rumah tangga melakukan hal yang sama, tentu bisa mengurangi sampah organik dan non-organik secara nyata dan mengurangi beban pemerintah dalam pengangkutan dan penyediaan landfill untuk TPA sampah, demikian disampaikan Simarmata. Berbagai jenis sayuran, cabai dan tanaman obat bisa dihasilkan dari pekarangan yang sempit, dan pekarangan menjadi lebih indah secara estetika dan lebih sehat secara ekologis, Ungkapnya.
Senada dengan Prof Marulak, Prof. Chozin menyampaikan teknologi pembuatan pupuk organic cair (POC) yang merupakan tetesan murni dari fermentasi limbah dapur dengan bantuan decomposer EM4. Teknologi ini relative baru dengan hanya menggunakan gallon air yang besar. Hasil fermentase yang seratus persen murni karena prosesnya tanpa campuran air. Dalam waktu dua sampai empat minggu, dari setengah gallon limbah organik dapat diperoleh tetesan murni POC lebih kurang 100 ml.

"Penggunaan POC murni bisa dengan penyemprotan pada tanaman ataupun dengan penyiraman langsung pada media tanam, tentu setelah diencerkan 10x, Ungkapnya. Hasil tanaman akan melimpah dan tentu menjadi sayuran organik tanpa senyawa kimia sintetis, sehingga sehat dikonsumsi, sehat lingkungan karena tanaman tidak menggunakan pupuk kimia. Ungkapnya.
Baca Juga:
Konsulat India Temui Wali Kota Gunungsitoli, Jajaki Peluang Kerja Sama Sektor Pendidikan-Pertanian
Begitu juga dengan pendapat Prof Atra Romeida menyampaikan bahwa banyak jenis tanaman yang dapat ditanam di dalam media tanam pot, karung bekas, maupun ember bekas.
"Umumnya masyarakat menanam tanaman pekarangan yang dapat dikonsumsi seperti cabai, sayur sayuran, maupun jenis tanaman obat. Tetapi lebih lanjut beliau juga merekomendasikan untuk menanam tanaman hias, khususnya anggrek. Bahkan prof Atra berjanji pada pengabdian berikutnya akan mencoba membimbing Gapoktan Lempuing Indah Permai untuk membudidayakan anggrek. Budidaya anggrek dapat dikatakan mahal dan sulit, tetapi kalua dilakukan dengan sungguh sungguh, maka tidak menutup kemungkinan akan lebih menguntungkan. Mungkin dikemudian hari Gapoktan Lempuing Indah Permai bisa menjadi penggemar dan bahkan produsen anggrek yang professional, Ungkapnya.
Kegiatan ini sukses dilaksanan dan antusias masyarakat di Kelurahan Lempuing sangat tinggi terutama Ibu Rumah Tangga. Ibu ibu rumah tangga berterimah kasih kepada dosen dan tim yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dikarenakan sangat bermanfaat untuk rumah tangga mereka.[sbs]