WahanaNews-Bengkulu | Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, ditegur Ketua Umum Prabowo Subianto gara-gara menyindir Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal banjir Sintang, Kalimantan Barat.
Fadli Zon sama sekali belum buka suara soal teguran tersebut,
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Twitter-nya pun terpantau sepi.
Soal Prabowo yang menegur langsung Fadli Zon itu diungkapkan Juru Bicara Partai Gerindra, Habiburokhman.
Prabowo menegur Fadli Zon via Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, secara lisan.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
"Pak Prabowo, melalui Pak Sekjen," kata Habiburokhman, Minggu (14/11/2021).
Wartawan sudah menghubungi Fadli Zon guna meminta penjelasan terkait kontroversi sindiran kepada Presiden Jokowi yang berujung ditegur Prabowo itu.
Namun Fadli belum merespons.
Twitter Fadli Zon pun sepi, seperti dilihat pada Senin (15/11/2021), pukul 11.25 WIB.
Cuitan terakhir Fadli Zon di Twitter terpantau pada 13 November 2021.
Saat itu dia membalas berita dengan berkicau, "Deforestasi itu nyata".
Di tanggal yang sama, Fadli Zon juga me-retweet sebuah unggahan netizen tentang teroris Lampung.
Sindiran Fadli ke Jokowi
Sindiran Fadli Zon kepada Jokowi dilontarkan setelah Jokowi menjajal langsung Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, NTB.
Seraya memberi apresiasi, Fadli Zon menyindir Jokowi soal banjir Sintang.
"Luar biasa, Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah 3 minggu banjir belum surut," tulis Fadli di akun Twitter pribadinya, @fadlizon, seperti dilihat Sabtu (13/11/2021).
Habiburokhman menegaskan, cuitan Fadli Zon itu bersifat pribadi.
Gerindra meminta maaf kepada pihak yang dibuat tidak nyaman.
"Soal tweet Pak Fadli Zon, soal Sintang, kami perlu meluruskan jika statement tersebut tidak mewakili fraksi ataupun partai," kata Habiburokhman.
"Kepada beliau sudah diberikan teguran dan kami juga meminta maaf apabila statement tersebut menimbulkan ketidaknyamanan," ujar Habiburokhman. [mud]