Sumarni mengatakan telah dua minggu stok minyak goreng di rumahnya tidak ada, sehingga tidak dapat berjualan gorengan dan beralih berjualan es.
Diketahui, ribuan warga Kota Bengkulu mengantre minyak goreng seharga Rp 12.500 per liter. Dalam operasi ini, terjadi aksi saling dorong di antara masyarakat sehingga menyebabkan kericuhan.
Baca Juga:
Pemkab Tangerang Pantau Harga Pangan Bawang Putih untuk Idul Adha
Akibat kondisi masyarakat yang tidak kondusif, akhirnya truk pembawa minyak goreng pergi meninggalkan lokasi.[gab]