Bengkulu.WahanaNews.co | Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 3 orang yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme di Bengkulu. Salah satunya adalah RH yang diketahui sebagai dosen dan ketua rukun tetangga (RT).
Saat ditemui, WS bersedia untuk menceritakan sejumlah hal terkait dia dan aktivitas yang dilakukan suaminya.
Baca Juga:
Warga Desa Lubuk Sanai II Mukomuko, Temukan Mortir Aktif
WS memastikan bahwa suaminya tidak pernah terlibat dengan kelompok terorisme atau paham radikal.
WS memulai pembicaraan dengan menceritakan detik-detik penangkapan suaminya.
"Sekitar jam 09.00 WIB, polisi lebih dari 20 orang menggunakan 3 mobil berpakaian preman, atribut Densus 88, membawa senjata laras panjang, masuk ke kantor itu," kata WS.
Baca Juga:
Dana BOS Rp1,2 Miliar Dipakai Judi Online, Diusut Polresta Bengkulu
Menurut WS, kedatangan Densus 88 membuat karyawan suaminya terkejut. Saat itu, menurut WS, petugas yang datang sempat mematikan kamera pengawas atau CCTV.
Kemudian, menurut WS, Densus 88 membawa suaminya dan barang-barang berupa laptop, tas dan motor Vespa. Lalu, Densus 88 mendatangi rumah RH di Kelurahan Padang Harapan, Kota Bengkulu. Menurut WS, polisi dan tim Densus 88 selanjutnya melakukan penggeledahan.
"Mereka datang baik-baik, berniat ingin menggeledah rumah. Cara mereka baik, sopan, lalu kita terbuka membolehkan mereka menggeledah. Kemudian mereka bilang suami saya dibawa dulu sampai 2 minggu. Kalau ternyata bermasalah, baru dilanjutkan (proses hukum)," kata WS.
Buku-buku disita Densus 88 Saat menggeledah rumah, petugas juga memeriksa perpustakaan keluarga milik RH dan WS. WS mengakui bahwa di dalam perpustakaan itu ada banyak buku-buku mengenai beragam aliran radikal.
Namun, menurut WS, buku-buku digunakan sebagai bahan penelitian.
"Perpustakaan kami lengkap, apa saja ada, karena kita dulu di PAKEM, meneliti aliran-aliran sesat. Jadi kita juga dosen menggali ilmu dari mana-mana," kata WS.
Menurut WS, petugas membawa semua buku-buku yang terkait aliran sesat itu.
"Nah, mereka bawa buku-buku itu, ya kami silakan saja, kami terbuka dengan informasi yang mereka perlukan, karena selama ini kita tidak pernah melakukan hal aneh," kata dia.
Menurut WS, dia sempat bertanya mengenai alasan suaminya dibawa. Dia juga mencoba menjelaskan bahwa suaminya tidak terlibat kelompok radikal.
"Lalu, saya balik tanya, dari mana anda menuduh suami saya itu teroris? Bukankah pelaku bom, kerusuhan, mengancam NKRI itu teroris? Kami tidak lakukan itu. Selama ini kami diinteli bertahun-tahun, kami tidak pernah menutup diri, terbuka atas informasi apa pun. Datang saja ke rumah, pasti kami akan berikan informasi yang diperlukan," kata WS.
WS dan keluarganya akan menunggu hasil pemeriksaan terhadap suaminya. Apabila memang tidak terbukti bersalah, WS berharap suaminya dibebaskan.[gab]