"Kita lalu mikir ini suatu yang akan diberikan. Tapi mau diberikan ke mana? Apa Kemenkes atau mana. kami mikir waktu itu kalau kita beli sesuatu lalu diberikan, biasanya suka saja hilang, atau tidak jalan lagi atau bagaimana," lanjutnya.
Sehingga, saat itu pihaknya berpikir jika penyediaan jasa tes PCR dilakukan mereka sendiri saja.
Baca Juga:
Kolaborasi Kreatif Kemenekraf–BPS Hadirkan PSA Sensus Ekonomi 2026 Buatan Animator Muda
"Tapi waktu itu mikirnya for social things," tambah Arsjad.
Sebagaimana diketahui, keberadaan PT GSI mendapat sorotan publik karena dua menteri Kabinet Indonesia Maju dikaitkan dengan kepemilikan bisnis tes PCR, yakni Luhut dan Erick Thohir.
Keduanya dikaitkan dengan kepemilikan saham di PT GSI, salah satu pemain besar dalam penyediaan tes PCR dan antigen.
Baca Juga:
Pameran Visual Antara Hadir di Bandung, Soroti Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran
GSI merupakan perusahaan baru yang didirikan tak lama setelah pandemi Covid-19 merebak pada 2020.
Sejumlah pengusaha besar ikut patungan untuk membuat PT GSI.
Bisnis utama dari PT GSI yakni menyediakan tes PCR dan swab antigen. [non]