WahanaNews-Bengkulu | Sejumlah program sudah disiapkan Pemda Bengkulu untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di era globalisasi. Perpustakaan Nasional (Perpusnas) siap membantu Pemda Bengkulu untuk mewujudkan niatan tersebut.
Baca Juga:
Dana BOS Rp1,2 Miliar Dipakai Judi Online, Diusut Polresta Bengkulu
“Pada 2023, akan dibangun Gedung Perpustakaan Umum di sekitar wilayah Bengkulu dengan total Rp 30 miliar,” janji Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando di hadapan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah pada peresmian perluasan Gedung Layanan Perpustakaan Bengkulu dan talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk kesejahteraan, Senin (28/11).
Syarif Bando berkeyakinan, dengan dibangunnya perpustakaan di banyak tempat, akan mendorong lahirnya berbagai pemikiran baru, inovasi, serta kreativitas yang dapat membantu masyarakat lepas dari kebodohan dan ketertinggalan di berbagai aspek kehidupan. "Inovasi pemikiran jauh itu lebih dahsyat 1.000 kali daripada perang fisik," tambah Syarif Bando.
Baca Juga:
Kapolri Naikkan Pangkat 16 Pati, Berikut Daftarnya
Senada dengan yang disampaikan Syarif Bando, Rohidin Mersyah menegaskan, jika literasi baik maka akan lebih mudah memahami setiap persoalan. Literasi membentuk pola pikir manusia untuk berkembang maju. Kehadiran perpustakaan menjadi salah satu variabel penting untuk meningkatkan daya baca dan kemampuan literasi.
“Kita sudah siapkan lahan yang paling strategis di Bengkulu untuk membuat perpustakaan yang representatif,” ujarnya.
Bergesernya paradigma pelayanan perpustakaan dari konvensional ke digital merupakan bagian dari perluasan akses terhadap pengembangan literasi. Sebagian masyarakat kini telah menggunakan internet untuk mencari segala informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.
“Mereka, terutama generasi muda saat ini bahkan menggunakan medium internet untuk mencari ide-ide baru. Mereka lebih adaptif terhadap perubahan zaman,” imbuh anggota Komisi X DPR Dewi Coryati, di tempat yang sama.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Bengkulu Agus Trianto menegaskan, kehadiran perpustakaan adalah bagian dari atmosfer literasi. Kebermanfaatannya menjadi indikator penting pada peningkatan indeks literasi masyarakat.
Namun, diperlukan cara-cara unik dan kreatif untuk mengajak masyarakat untuk mau membaca. Seperti yang dicontohkan pegiat literasi Meri Susanti dengan mengenalkan Gerakan Akuarium Literasi.
“Jadi, anak-anak setelah membaca diminta untuk berani menceritakan kembali apa yang dibaca. Bagi yang tampil percaya diri diberikan reward berupa ikan cupang,” kata Meri.[ays]