Bengkulu.WahanaNews.co, Kota Bengkulu - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu berfokus melakukan intervensi terhadap 97.327 keluarga di wilayah tersebut yang berisiko stunting.
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Percepatan Pencegahan Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Weldi Suisno saat di konfirmasi di Bengkulu Kamis (15/2/2024) mengatakan, hal tersebut berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga (PPK-2023) yang tersebar di berbagai tingkat kesejahteraan dan daerah yang ada di Provinsi Bengkulu.
Baca Juga:
Pemprov Bengkulu Cepat Bersihkan Jalur Lintas Curup dari Longsor
"Kami terus fokus pada intervensi terhadap keluarga-keluarga yang berisiko mengalami stunting, yang bisa disebabkan oleh faktor kesehatan dan lingkungan yang tidak bersih," katanya.
Dengan adanya temuan tersebut, BKKBN Bengkulu terus meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam program percepatan penurunan stunting, dengan menyasar keluarga berisiko stunting sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
"Kolaborasi lintas sektor yang lebih baik diperlukan untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting secara terkoordinasi dan terpadu," katanya.
Baca Juga:
Desa Moderasi Beragama, Rama Agung, Bengkulu: Pecelang Jaga TPS Pemilu 2024
Intervensi yang dilakukan terhadap keluarga berpotensi stunting tersebut melibatkan bapak asuh anak stunting (BAAS) guna memberikan bantuan makanan dan memastikan asupan gizi yang memadai bagi keluarga berisiko tinggi stunting.
Weldi mengatakan lebih lanjut, pencegahan stunting yang dilakukan mencakup berbagai penyebab langsung dan tidak langsung yang membutuhkan kerja sama lintas sektor dari pemerintah, swasta, dunia usaha serta masyarakat.
Kemudian, intervensi sensitif juga dilakukan melalui sosialisasi kesehatan untuk mencegah anemia pada remaja dan menyasar pada Pendidikan Usia Perkawinan (PUP) untuk remaja perempuan berusia 21 tahun ke atas.