Selanjutnya, PLN juga mengembangkan Carbon Capture and Storage (CCS) sehingga bisa menjadi teknologi penyerap emisi karbon dalam jumlah yang besar. Dalam pengembangan ini, PLN telah menggandeng 3 mitra yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Inpex dan Medco Energi.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
Selain itu, PLN juga akan mempercepat pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam RUPTL 2021-2030, tambahan pembangkit energi baru terbarukan mencapai 20,9 GW atau porsinya akan mencapai 51,6 persen dari total kapasitas pembangkit baru.
Baca Juga:
Energi Hijau Jadi Primadona, PLN Siapkan Solusi untuk Klien Raksasa Dunia
Lalu ada juga pengembangan teknologi Smart Grid & Control System. Sistem ini bakal meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi emisi melalui digitalisasi pada setiap lini proses bisnis PLN.
Berikutnya, PLN memberikan layanan sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC) sebagai salah satu fasilitas yang bisa digunakan berbagai pemangku kepentingan seperti BUMN, pemerintahan, bisnis hingga industri untuk sama-sama menggunakan EBT. Hampir 1 Terawatt hour (TWh) REC telah terjual ke berbagai sektor bisnis dan industri dengan jumlah 233 konsumen.