Bengkulu.WahanaNews.co - Bank Indonesia menyebutkan kebijakan yang dibuat Provinsi Bengkulu bersama pihak terkait mampu mengendalikan inflasi provinsi berjuluk Bumi Rafflesia tersebut berada pada rentang plus minus 3 persen sepanjang 2023.
"Ternyata program bantuan pangan non tunai (BPNT) terintegrasi yang dibuat Provinsi Bengkulu ternyata mampu mengendalikan inflasi, dan itu pula yang membuat Bengkulu dapat penghargaan dari Pemerintah Pusat," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Jumat (29/09/23).
Baca Juga:
Pemkot Palu Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Kemandirian Pangan
Dia mengatakan BPNT terintegrasi mampu mewujudkan upaya pemerintah pusat tepat sasaran dan tepat tujuan. BPNT terintegrasi yakni dengan mengintegrasikan program bantuan pangan yang disalurkan pemerintah pusat dengan pasar murah untuk bahan-bahan pokok masyarakat.
"Jadi di lokasi penyaluran BPNT, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama TPID menggelar pasar murah. Masyarakat yang mendapatkan bantuan bisa langsung berbelanja bahan pokok murah di sana. Jadi bantuan tersebut selain tepat sasaran juga tepat tujuannya untuk meringankan masyarakat memenuhi kebutuhan harian, bukan malah digunakan untuk yang lain bantuannya," ucap Darjana.
Angka inflasi Bengkulu sampai Agustus 2023, lanjut dia berada pada rentang target nasional 3 plus minus 1 persen (yoy). Inflasi Bengkulu pada Agustus dicatat sebesar 3,4 persen (yoy).
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Pemerintah Provinsi Bengkulu dan TPID tidak hanya membuat kebijakan BPNT terintegrasi, tapi juga merealisasikan program pemenuhan beras di lingkungan ASN.
"Jadi Pemprov Bengkulu bekerja sama dengan Perum Bulog soal penyerapan beras ASN. Jadi pemprov melakukan pemenuhan beras ASN, sehingga ASN tidak perlu lagi ikut membebani ketersediaan beras di pasaran," kata dia.
Dengan upaya tersebut, tentunya kata Darjana diharapkan kecukupan komoditas beras di pasaran terjamin, dan harganya stabil serta tidak mengalami lonjakan akibat kekurangan komoditas.