BENGKULU.WAHANANEWS.CO, Mukomuko - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memastikan bahwa semua sekolah tingkat dasar hingga menengah pertama di daerah ini melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Disdikbud Mukomuko Ramon Hoski saat dihubungi dari Mukomuko, Jumat (31/1/2025), mengatakan terkait dengan sekolah yang belajar melalui media daring karena khawatir terhadap harimau yang berkeliaran, kini belajar secara tatap muka.
Baca Juga:
Pasangan Suami Istri di Mukomuko Ditangkap karena Diduga Edarkan Narkoba Sabu
"Beberapa sekolah belajar daring selama dua hari, setelah itu mereka tatap muka karena sekolah memberikan laporan setiap hari terkait kondisi wilayahnya aman atau tidak dari harimau," katanya.
Sebelumnya sebanyak 10 sekolah tingkat dasar dan menengah pertama di wilayah ini melakukan pembelajaran secara daring setelah seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, bernama Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal dunia di kebun kelapa sawit pada Selasa (7/1/2025).
Kemudian satu sapi milik Deden Nurjamil, warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya juga ditemukan mati akibat dimangsa harimau.
Baca Juga:
BKSDM Mukomuko: 1.169 Pelamar Daftar Seleksi PPPK Tahap II Formasi 2024
Sebanyak 10 sekolah tersebut yakni SMPN 08 Mukomuko, SMPN 30 Mukomuko, SMPN 41 Mukomuko, SMPN 25 Mukomuko, SDN 09 Selagan Raya, SDN 04 Air Dikit, dan SDN 06 Teras Terunjam, SDN 03 Teras Terunjam, SDN 05 Teras Terunjam, dan SMPN 08 Mukomuko.
Dia mengatakan selama ini pihak sekolah setiap hari koordinasi dengan kepala desa (kades) karena lebih paham wilayahnya dan kades pasti koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Kemudian pihaknya juga rutin melakukan pemantauan dan evaluasi setiap hari terkait keamanan anak-anak untuk belajar seperti biasa di sekolah.
Selain itu ia menyarankan kepada orang tua untuk mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah untuk mengantisipasi ancaman binatang buas, apalagi jarak rumah dengan sekolah termasuk jauh.
"Meskipun situasi wilayah sudah aman, sebaiknya orang tua tetap mengantar anak yang rumahnya jauh ke sekolah," ucap Ramon.
[Redaktur: Amanda Zubehor]