Selain itu, Kadin menyediakan listrik dari energi terbarukan, kita juga harus merancang teknologi dan model bisnis berkelanjutan yang dapat menjawab kebutuhan akan irigasi di sub-sektor pertanian dan perkebunan yang ada pada komunitas masyarakat 3T.
Melanjutkan contoh irigasi, inovasi dalam model bisnis berarti menggabungkan penyediaan energi terbarukan dengan pemanfaatan teknologi irigasi tepat guna, yang dirancang dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan energi terbarukan.
Baca Juga:
Perseteruan Kadin Memanas Lagi, Pengurus Munaslub Disebut Langgar Aturan
Hasil secara komersial adalah komunitas masyarakat tidak lagi membayar energi listrik per kilowatt-hour, tetapi membayar layanan irigasi misalnya dalam unit per liter per hari.
“Dengan inovasi model bisnis seperti irigasi, maka manfaat energi terbarukan memiliki manfaat yang terlihat, yang tangible, dan dampak positifnya bisa langsung dirasakan oleh komunitas tersebut,” sambung Yusrizki.
Dalam rangkaian Global Conference 2022, Yusrizki mengajak setiap anggota AVPN dan pihak-pihak internasional yang ingin memajukan agenda transisi energi yang berkeadilan untuk melihat ke komunitas-komunitas yang bergerak langsung di komunitas masyarakat 3T.
Baca Juga:
Kadin: Pemimpin Solo Masa Depan Harus Pahami Masalah untuk Kesejahteraan Masyarakat
Banyak sekali anak-anak muda yang memiliki semangat pembangunan ekonomi mikro lengkap dengan pemahaman teknologi. Jika Kadin dan AVPN mampu membentuk sebuah supporting ecosystem yang mengelilingi mereka maka dampak transisi energi yang berkeadilan bisa jauh lebih signifikan jika dibandingkan dengan kita berusaha untuk meningkatkan energy mix dari EBT pada grid nasional.
“Pada akhirnya masyarakat di daerah 3T tidak dapat menunggu ketersediaan grid, mereka membutuhkan solusi yang dapat membantu mereka meningkatkan nilai tambah perekonomian,” tutup Yusrizki.[gab]