Bengkulu.WahanaNews.co, Rejang Lebong - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, telah mengirimkan dua armada mobil tangki air bersih untuk membantu korban bencana alam banjir dan tanah longsor di Sumatera Barat yang terjadi baru-baru ini.
Ketua PMI Rejang Lebong Hendra Wahyudiansyah saat melepas keberangkatan armada bantuan air bersih di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan bencana alam berupa banjir dan tanah longsor yang menimpa kawasan pesisir Sumatera Barat pada 8 Maret lalu selain menyebabkan kerusakan infrastruktur dan pemukiman juga memakan korban jiwa puluhan orang.
Baca Juga:
KPU Kabupaten Rejang Lebong Beri Pelatihan Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024
"Setelah kita melakukan koordinasi dengan PMI Sumatra Barat, kita memutuskan untuk mengirimkan bantuan pasokan air bersih ke lokasi Pesisir Selatan karena di sana minim pasokan air bersih," kata dia.
Dijelaskan Hendra Wahyudiansyah yang juga Wakil Bupati Rejang Lebong ini, bantuan air bersih ini diberikan dengan menggunakan dua armada mobil tangki dengan kapasitas 5.000 liter per armada.
Selain mengirimkan dua mobil tangki PMI Rejang Lebong, kata dia, juga mengirimkan enam personel yang akan bertugas selama 10 hari di lokasi bencana alam yang telah ditetapkan sebagai tanggap darurat bencana Provinsi Sumatera Barat tersebut.
Baca Juga:
OPD Kabupaten Rejang Lebong Antisipasi Bencana Banjir dan Tanah Longsor Musiman
Menurut dia, personel PMI Rejang Lebong ini di lokasi kejadian bencana alam juga akan melakukan inventarisir kebutuhan para korban bencana banjir dan longsor yang nantinya bisa mereka kirimkan.
Dia berharap, bantuan yang diberikan PMI Rejang Lebong ini bisa meringankan penderitaan warga di beberapa lokasi yang terkena dampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Sebelumnya BNPB menyebutkan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu dari 12 daerah di Sumbar yang mengalami dampak bencana banjir dan tanah longsor yang cukup parah akibat cuaca ekstrem sejak Februari - awal Maret.
Berdasarkan data Pusdalops BNPB diketahui total 25 orang warga Pesisir Selatan ditemukan meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka, kemudian ada 68 ribu keluarga atau 223 ribu jiwa mengungsi ke rumah sanak-saudara atau masjid, gedung sekolah, dan kantor pemerintah yang lebih aman.
Bencana itu juga merusak infrastruktur berupa 29 ribu rumah warga, gedung sekolah, kantor pemerintah desa, 11 unit jembatan dan jalan penghubung (jalan Sumbar-Bengkulu), 6 ribu hektare lahan pertanian gagal panen hingga 5 ribu ekor hewan ternak mati.
[Redaktur: Amanda Zubehor]