Bengkulu.WahanaNews.co, Kota Bengkulu - Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu menyiapkan peta jalan untuk mengendalikan inflasi pada periode 2025-2027.
"Roadmap TPID ini penting sebagai pedoman bagi perangkat daerah dan instansi terkait dalam pengendalian inflasi. Dengan berakhirnya roadmap 2022-2024, TPID Bengkulu perlu menyusun roadmap pengendalian inflasi untuk 2025-2027," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Bengkulu, R.A. Denni di Bengkulu, Rabu (13/11/2024).
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Dengan peta jalan tersebut, pengendalian inflasi Provinsi Bengkulu lebih terkelola dengan baik, sehingga TPID Bengkulu dapat dengan responsif, efektif dan efisien dalam menerapkan intervensi-intervensi yang perlu dilakukan untuk memastikan inflasi Bengkulu tetap berada dalam rentang target yang telah ditentukan.
"Roadmap ini adalah draf awal. Draf tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam kegiatan capacity building TPID se-Provinsi Bengkulu yang dijadwalkan pada 21-22 November 2024," kata dia lagi.
TPID Provinsi Bengkulu berhasil.menekan angka inflasi daerah selama dua tahun ini, pada 2022 lalu inflasi Bumi Rafflesia itu berada pada angka 5,92 persen yoy.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
Kemudian pada 2023, Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu mencatat angka inflasi Provinsi Bengkulu berada pada 3,09 persen (yoy), atau sesuai dengan target nasional saat itu 3 plus minus 1 persen.
"Inflasi yang terjadi pada 2023 adalah 3,09 memang kalau berbicara inflasi tahunan ini lebih rendah dibandingkan dengan kondisi 2022 yang pada saat itu dicatat sebesar 5,92," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal.
Kemudian hingga Oktober 2024 ini angka inflasi Bengkulu malah dicatat cukup rendah jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Inflasi sepanjang Januari-Oktober 2024 dicatat sebesar 0,30 persen (ytd), hal itu terjadi karena Bengkulu mengalami tren deflasi selama lima bulan berturut-turut Juni-Oktober 2024.
Namun, Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyatakan tren deflasi itu bukanlah merupakan indikasi kelesuan ekonomi.
"Data deflasi itu masih bagus untuk ekonomi, dalam angka deflasi Bengkulu ini ada keseimbangan, ada sebagian komoditas yang bergerak naik, dan ada sebagian sebagian komoditas yang bergerak turun, ini artinya tidak perlu terlalu khawatir berpikir ini jangan-jangan kelesuan ekonomi, tidak," kata Win Rizal.
[Redaktur: Amanda Zubehor]