Bengkulu.WahanaNews.co, Kota Bengkulu - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu meningkatkan pengawasan di bandara dan puskesmas untuk mencegah penularan penyakit cacar monyet di wilayah tersebut.
Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Kota Bengkulu, Kamis (3/10/2024), menyebutkan bahwa selain meningkatkan pengawasan, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terkait pemahaman tentang risiko penularan cacar monyet.
Baca Juga:
Dukcapil Bengkulu Catat Ketersediaan 4.000 Blangko KTP-el untuk PPPK dan Pemilih Pemula
"Dengan tujuan pencegahan cacar monyet, kami meningkatkan pengawasan di bandara dan puskesmas serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan yang penting," ujar dia.
Meskipun saat ini belum ditemukan adanya warga Kota Bengkulu yang terinfeksi cacar monyet, pengawasan yang ketat di pintu masuk kota, seperti bandara, diharapkan dapat mencegah kemungkinan masuknya virus ke daerah ini.Oleh karena itu, Joni meminta agar masyarakat Kota Bengkulu terus menerapkan protokol kebersihan, seperti mencuci tangan secara rutin dan menghindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala cacar monyet.
"Dinkes berkomitmen untuk terus memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai tindakan pencegahan, sehingga warga dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitarnya dari risiko penularan cacar monyet," sebutnya.
Baca Juga:
Bawaslu Sebut Calon Wakil Wali Kota Bengkulu Diduga Melanggar Aturan Kampanye
Sementara itu, Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu menyiapkan 22 ruangan isolasi guna mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSHD Kota Bengkulu dr Meidi Fazirin menerangkan bahwa 22 ruangan tersebut merupakan bekas ruangan isolasi untuk pasien COVID-19, sementara cacar monyet memiliki karakteristik penularan yang sama yaitu melalui udara (airbone).
"Untuk kasus cacar monyet ini di tempat kita belum ada, namun kita wajib waspada dan melakukan antisipasi dengan menyiapkan ruangan isolasi," kata dia.
[Redaktur: Amanda Zubehor]