Buku-buku disita Densus 88 Saat menggeledah rumah, petugas juga memeriksa perpustakaan keluarga milik RH dan WS. WS mengakui bahwa di dalam perpustakaan itu ada banyak buku-buku mengenai beragam aliran radikal.
Namun, menurut WS, buku-buku digunakan sebagai bahan penelitian.
Baca Juga:
Warga Desa Lubuk Sanai II Mukomuko, Temukan Mortir Aktif
"Perpustakaan kami lengkap, apa saja ada, karena kita dulu di PAKEM, meneliti aliran-aliran sesat. Jadi kita juga dosen menggali ilmu dari mana-mana," kata WS.
Menurut WS, petugas membawa semua buku-buku yang terkait aliran sesat itu.
"Nah, mereka bawa buku-buku itu, ya kami silakan saja, kami terbuka dengan informasi yang mereka perlukan, karena selama ini kita tidak pernah melakukan hal aneh," kata dia.
Baca Juga:
Dana BOS Rp1,2 Miliar Dipakai Judi Online, Diusut Polresta Bengkulu
Menurut WS, dia sempat bertanya mengenai alasan suaminya dibawa. Dia juga mencoba menjelaskan bahwa suaminya tidak terlibat kelompok radikal.
"Lalu, saya balik tanya, dari mana anda menuduh suami saya itu teroris? Bukankah pelaku bom, kerusuhan, mengancam NKRI itu teroris? Kami tidak lakukan itu. Selama ini kami diinteli bertahun-tahun, kami tidak pernah menutup diri, terbuka atas informasi apa pun. Datang saja ke rumah, pasti kami akan berikan informasi yang diperlukan," kata WS.
WS dan keluarganya akan menunggu hasil pemeriksaan terhadap suaminya. Apabila memang tidak terbukti bersalah, WS berharap suaminya dibebaskan.[gab]