Iwan menjelaskan pengangkutan biomass dengan tongkang mengintegrasikan ekonomi kerakyatan antar pulau. Disamping itu, sumber biomassa berupa limbah perkebunan dan kehutanan tersedia berlimpah di pulau-pulau besar di Indonesia untuk kemudian disebar dalam rangka memenuhi kebutuhan co-firing untuk 52 PLTU PLN.
Iwan menambahkan pemanfaatan biomassa yang berasal dari limbah pengolahan kayu juga memberikan manfaat lebih pada masyarakat secara ekonomi.
Baca Juga:
Pemkab Batang Apresiasi Kontribusi PT Bhimasena Power dalam Layanan Kesehatan dan Pembangunan
Barang yang sebelumnya merupakan limbah, kini bisa terserap sepenuhnya dengan program Co-Firing PLN.
"Dengan skema tersebut, PLTU PLN akan menciptakan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat di sekitar PLTU maupun masyarakat di titik sumber biomassa," tegas Iwan.
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko merinci biomassa dari PT BEST YPK ini merupakan biomassa jenis sawdust.
Baca Juga:
Usut Tuntas Skandal Proyek PLTU 1 Kalbar, ALPERKLINAS: Jangan Sampai Pasokan Listrik ke Konsumen Terhambat
Biomassa ini diberangkatkan dari Pelabuhan Bulukumba Sulawesi Selatan, Senin 3 Juli 2023. Tongkang tersebut mengangkut 5.600 ton biomassa dan berlayar selama 5 hari hingga akhirnya tiba di PLTU Tanjung Awar-awar Tuban pada Minggu, 9 Juli 2023.
"Pengangkutan sawdust menggunakan jalur laut merupakan terobosan penting bagi penyediaan biomassa untuk PLTU. Hal itu dikarenakan kebutuhan biomassa untuk sebuah PLTU belum tentu bisa dipenuhi hanya dari wilayah sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan inovasi agar sumber green energy di tiap PLTU tepenuhi," ujar Anton.
Anton juga menjelaskan sepanjang semester I 2023, PT PLN EPI sudah memasok biomassa sebesar 405.000 ton. Angka tersebut naik drastis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di mana hingga Juni 2022, pencapaian pasokan biomassa sebanyak 255.270 ton.