2. Telah petakan potensi program Electrifying Agriculture
Darmawan menjelaskan, PLN juga telah memetakan potensi program Electrifying Agriculture yaitu di perkebunan sawit, peternakan ayam, tambak udang, pengolahan tebu, pabrik tapioka, hingga pompa sumur untuk pengairan. "Kami sudah hitung total kebutuhan listrik calon pelanggan untuk Electrifying Agriculture ini sekitar 6,2 MVA," jelasnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Darmawan memastikan, PLN siap mengamankan seluruh kebutuhan listrik pelanggan karena saat ini cadangan daya listrik di Sumbagsel melimpah. PLN mencatat daya mampu di sistem kelistrikan Sumbagsel mencapai 5.283 megawatt (MW) dengan beban puncak 4.001 MW, sehingga ada cadangan daya 1.282 MW.
“Kami berharap dukungan ini bisa menyokong ketahanan pangan nasional, serta membawa kesejahteraan bagi para petani," jelasnya.
3. BUMN akan mendorong ekosistem pertanian
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, demi mendukung ketahanan pangan nasional, BUMN akan mendorong ekosistem pertanian, menyokong permodalan serta membangun infrastruktur jalan untuk memperlancar proses distribusi pangan. Langkah ini diharapkan dapat mendorong transformasi ekonomi di daerah-daerah.
"Proyek jalan tol yang sedang pemerintah bangun menjadi pendorong ekosistem baru, sehingga Lampung bisa menjadi penopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari provinsi lain. Khususnya sebagai penyangga Jawa,” jelas Erick dalam Seminar Nasional Jilid 4: Membangun Aglomerasi Sumatera Bagian Selatan digelar Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (MASPRO), Jumat (5/8/2022).
Erick mengingatkan, potensi dimiliki Sumbagsel masih sangat besar. Terutama setelah dibangun jalan tol yang menghubungkannya dengan daerah-daerah sekitar.