Bengkulu.WahanaNews.co | Pelayanan listrik PLN Tarakan kembali tersendat imbas defisit suplai energi ke gas pembangkit.
Agar tidak terjadi pemadaman listrik secara total dilakukan kebijakan dengan melakukan pemadaman bergilir.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Koordinasi terus dilakukan ke PLN UPDK (Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkit) supaya kendala bisa segera diatasi dan pelayanan kembali normal,” terang Manajer PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelanggan) Kalimantan Utara, Aditya Darmawan, Rabu (6/7/2022).
Sementara itu, pemberlakuan pemadaman bergilir ini membuat pelayanan publik lainnya ikut terdampak, salah satunya air bersih dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PDAM Tirta Alam.
Suplai ke pelanggan juga ikut mati karena tidak ada aliran listrik ke Instalasi Pengolahan Air (IPA).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Kalau tidak ada listrik dari PLN, IPA kita tidak bisa berproduksi terutama yang ada di Kampung Satu. Sehingga dampaknya pelanggan kita di Tarakan Timur yang meliputi, Kampung Satu, Kampung Empat, Kampung Enam, Gunung Lingkas, Lingkas Ujung, Selumit, Selumit Darat, Sebengkok, Pamusian, dan sebagian Tarakan Tengah ikut merasakan pelayanan tidak maksimal,” terang Direktur Perumda PDAM Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan, Rabu (6/7/2022).
Lebih lanjut dikatakan Iwan bahwa listrik sering mati, maka air yang mengalir ke pelanggan akan keruh.
Pasalnya, kotoran di pipa yang sebelumnya mengendap ikut mengalir ke pelanggan saat ada dorongan pada waktu listrik kembali nyala.
“IPA Kampung Satu belum ada gensetnya, kalau tahun lalu kita adakan yang di IPA Juata. Tahun ini kita sedang mengadakan genset untuk IPA Kampung Satu, tahun depan IPA Persemaian. Makanya di Juata biar PLN mati tetap nyala 24 jam karena sudah ada genset, tetapi kalau Kampung Satu mati listrik hampir semua pelanggan di Tarakan Timur akan kena dampaknya,” ungkapnya.[gab]