Jalan tol Bengkulu-Palembang, yang menghubungkan kota-kota strategis di dua provinsi, diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan secara khusus dan Sumatera secara umum.
Proyek ini bukan hanya mempersingkat waktu tempuh dan mengurangi kemacetan, tetapi juga mendukung sektor ekonomi baru di Bengkulu, yang selama ini bergantung pada pertanian.
Baca Juga:
Pemprov Sulteng Dukung Penguatan Ketahanan Pangan Nasional, Jadi Lumbung Pangan Utama
Dengan mobilitas yang lebih efisien harapannya bisnis dan industri akan berkembang lebih cepat, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Juga, sektor pariwisata dan jasa akan tumbuh dengan akses yang lebih baik ke tempat wisata dan wilayah terisolasi.
Pembangunan tol ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan dan membuka akses ke tempat tujuan wisata, seperti situs sejarah di Bengkulu dan wisata alam di Rejang Lebong. Hal ini akan menguntungkan sektor hotel, restoran, UMKM, dan penjualan suvenir.
Pembangunan tol juga terintegrasi dengan proyek infrastruktur lain, seperti pengembangan Pelabuhan Baai, meningkatkan konektivitas dan daya saing ekonomi regional.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
Dengan proyek ini, Bengkulu diharapkan dapat mengatasi isolasi dan menyongsong era baru pertumbuhan dan kemakmuran.
Namun, ada tantangan dalam pembangunan tol ini, termasuk potensi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat lokal. Kenaikan harga tol dan kebutuhan akan transportasi publik menjadi perhatian penting.
Maka dari itu, diperlukan perencanaan yang matang, pengelolaan yang efisien, dan mitigasi dampak yang efektif untuk memastikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bengkulu dan lingkungan sekitarnya.