BENGKULU.WAHANANEWS.CO, Padang – Sejumlah informasi terkait latar belakang dua pria yang terlibat dalam dugaan perbuatan asusila di toilet Masjid Syarif Cindakir, Kota Padang, beredar luas di tengah masyarakat dan media sosial. Informasi tersebut berasal dari penelusuran lapangan, keterangan warga, serta kesaksian sejumlah pihak yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Dua pria yang diamankan dalam peristiwa tersebut diketahui berinisial Syahrial (58) dan Leon Vetri Saputra Zalukhu (18). Keduanya sebelumnya diamankan warga dan pengurus masjid, lalu diserahkan ke Satpol PP Kota Padang untuk pemeriksaan.
Baca Juga:
Usai Dipulangkan Satpol PP, Oknum Guru SMAN 11 Padang Menghilang dari Lingkungan
Berdasarkan data identitas yang beredar, Syahrial merupakan aparatur sipil negara (ASN) berprofesi sebagai guru SMA. Ia tercatat berdomisili di Jalan Sirsak Raya, Perumnas Belimbing, Kelurahan Kuranji, Kota Padang, dan dikenal dengan panggilan “Pak Lubis”. Sejumlah warga menyebut Syahrial memiliki latar keturunan Pasaman, meski hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai asal suku yang bersangkutan.
Sementara itu, Leon Vetri Saputra Zalukhu, pemuda berusia 18 tahun yang diamankan bersama Syahrial, disebut bukan berasal dari keluarga asli Bungus secara adat. Berdasarkan penuturan warga yang terlibat dalam penggerebekan, orang tua Leon merupakan perantau dari Nias, yang terlihat dari marga Zalukhu. Meski demikian, Leon diketahui telah lama tinggal di kawasan Bungus dan berdomisili tidak jauh dari lokasi masjid.
Warga sekitar juga menyebut bahwa Leon tidak dikenal sebagai jamaah Masjid Syarif Cindakir. Beberapa warga menyampaikan bahwa pemuda tersebut bukan beragama Islam, sehingga keberadaannya di dalam area masjid pada waktu kejadian menimbulkan tanda tanya.
Baca Juga:
Kasus Oknum Guru Homo Mesum di WC Masjid: Satpol PP Padang Pulangkan Syahrial dan Pemuda Leon Usai Pemeriksaan
Sorotan lebih tajam justru mengarah kepada latar belakang Syahrial sebagai pendidik. Sejumlah mantan siswa dan rekan sejawat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sejak lama terdapat isu mengenai sikap dan perilaku Syahrial yang dinilai tidak wajar di lingkungan sekolah.
“Di kalangan guru sebenarnya sudah lama ada kecurigaan. Perilakunya sering jadi bahan pembicaraan, tapi seolah selalu berlalu begitu saja,” ujar seorang guru yang pernah satu lingkungan kerja dengan Syahrial.
Informasi yang dihimpun WahanaNews menyebutkan bahwa Syahrial kerap berpindah tugas dari satu sekolah ke sekolah lain. Bahkan, ia pernah diperbantukan ke sekolah swasta. Namun, menurut sumber internal, sekolah swasta tersebut akhirnya menghentikan penugasan Syahrial, meskipun gaji yang bersangkutan tetap dibayarkan oleh negara karena statusnya sebagai ASN.