“Kalau kesaksian itu benar, maka ini bukan kelalaian kecil. Ini pembiaran sistemik. Di sinilah saya katakan, dinas pendidikan bisa dianggap abai terhadap laporan siswa yang berpotensi menjadi korban,” ujar H. Zaini.
Relasi Kuasa Guru–Murid Harus Diawasi Ketat
Baca Juga:
Kasus Oknum Guru SMA 11 Padang: Warning untuk Pencegahan HIV Aids dan Kesehatan Mental Siswa Didik
Ia menekankan bahwa relasi guru dan murid adalah relasi kuasa, sehingga negara wajib hadir untuk memastikan tidak terjadi penyalahgunaan wewenang, tekanan psikologis, maupun manipulasi emosional.
Menurutnya, budaya takut melapor, rasa malu, dan kekhawatiran terhadap nilai atau masa depan pendidikan sering membuat siswa memilih diam. Kondisi inilah yang seharusnya diantisipasi oleh sistem pendidikan melalui mekanisme pengawasan internal yang kuat.
Korelasi dengan Isu HIV/AIDS di Kota Padang
H. Zaini juga menyinggung meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kota Padang, yang menurutnya tidak bisa dilepaskan dari kurangnya edukasi, pengawasan moral, dan pendampingan psikologis sejak dini.
Baca Juga:
Oknum Guru SMA 11, Syahrial Akui Baru Dua Kali Mesum di Toilet Masjid, Versi Pengurus Berbeda
Data kesehatan terbaru menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025, kota Padang mencatat sekitar 192 kasus baru HIV/AIDS, sehingga total akumulatif kasus di daerah itu kini dilaporkan lebih dari 2.000 kasus - meningkat dari tahun sebelumnya, dan mayoritas menimpa laki-laki dewasa dengan pola perilaku seksual berisiko tinggi. Hal ini menjadi indikator bahwa tantangan kesehatan masyarakat tidak boleh dipandang remeh di tengah kondisi sosial yang rawan.
Ia menegaskan bahwa pendekatan terhadap isu ini tidak boleh berbasis stigma, melainkan pendekatan kesehatan masyarakat dan perlindungan anak.
“Kalau kita bicara HIV/AIDS, jangan tunggu jatuh korban baru bergerak. Pencegahan dimulai dari lingkungan sekolah yang sehat, aman, dan bermoral,” katanya.